Selasa, 26 Maret 2019

Novel Dilan 1991

Novel Dilan 1991


Identitas Novel
Judul Novel        :    Dia adalah Dillanku tahun 1991
Penulis            :    Pidi Baiq
Jenis Novel        :    Non Fiksi
Penerbit           :   Pastel Books
Tahun Terbit       :  Cetakan x, 2016
Tempat Terbit      :  20 cm x 5 cm
Jumlah Halaman     :  344 Halaman
Harga Buku         : Rp 69.000.00

Stuktur Novel Dilan
                   Novel Dilan yang ditulis oleh Pidi Baiq merupakan novel emaja yang menceritakan seorang gadis bernama Milea yang bercerita tentang kehidupan masa lalunya. Pada waktu masih SMA di Bandung tahun1990 yaitu waktu masih muda.
                 Aku adalah Milea . Milea Adnan Hussain . ceritaku berawal dari tanggal 22 Desember 1990 saat itu aku sudah resmi berpacaran dengan Dilan . waktu itu , aku dan Dilan naik motor menyusuri jalan Buah Batu untuk mengantarku pulang. Aku tersenyum bahwa panglima tempur itu , anak bandel itu , adalah yang kini jadi miliku , yang slalu ku acak-acak rambutnya saat dia membuat aku kesal. Panglima tempur itu adalah orang yang dulu pernah ku datangi ketika sedang ngumpul bersama teman-temannya di warung bi Eem .
             Bagiku , Dilan adalah salah satu dari sedikit orang didunia ini yang bisa mengatakan pada apa pun yang dia inginkan , tanpa ragu-ragu. Sorenya kira-kira pukul lima , Wati nelpn menggunakan telepon umum katanya dia lagi berdua dengan Piyan di warung mang Dedeng. Wati dan Piyan datang ke rumahku menggunakan sepeda motor. Kemudian, kami ngobrol membahas soal tadi siang Dilan berantem dengan Anhar. Kubilang , itu diawali oleh karena aku panik karena sudah merasa berbohong ke Dilan , gara-gara pergi dengan kang Adi . Aku panik karena Dilan mengetahuinya dari si bibi , langsung kucari Dilan sampai ke warung bi Eem . tapi , disana Cuma ada si Anhar sama si Sisi.
          Terus aku berantem sama Anhar dia menamparku . aku sangat takut Dilan dipecat karena dia sedang dalam masa hukuman , setelah itu Kang Adi nelpon dia menceritakan bahwa banyak wanita yang menyukainya. Sebenarnya , aku tidak peduli berapa banyak yang menyukainya , tapi karena dia pembimbingku aku menghargainya. Sepertinya dia menyukaiku , ingin aku berkata bahwa aku sudah punya pacar.
          Hari Sabtunya , pagi-pagi orang dirumah pada sibuk dengan perbuatannya masing-masing. Aku bilang pada ibu bahwa pagi ini Dilan akan menjemputku. Kemudian , aku mendengar suara motor diluar rumah, Sudah tebak , itu adalah Dilanku. Ketika berhenti didepan gerbang sekolah aku turun dan memberikan ongkos padanya , Dilan tertawa. Hari itu tidak ada kegiatan belajar , gurunya sedang rapat. Kasus Dilan pasti masuk dalam rapat itu. Beberapa menit kemudian , Piyan datang dengan panik katanya Dilan berantem. Aku langsung cemas , langsung ku susul dia di warung bi Eem. Kutanya Dilan , tetapi dia tidak menjawab dan akhirnya bi Eem yang menjelaskan. Aku langsung meminta izin pulang untuk mengantar Dilan ke Rumah Sakit.
          Malam minggu , Dilan sedang menelponku. Tiba-tiba si bibi mengetuk pintu katanya kang Adi datang. Dilan langsung menyuruhku untuk mematikan teleponnya dan aku disuruh untuk menemui Kang Adi , sebenernya aku males ketemu kang Adi. Langsung kutemui kang Adi yang sedang duduk di ruang tamu , kami mengobrol dan dia terus bertanya padaku , dan jawabanku hanya menganggukan kepalaku. Tak lama , pintu rumahku ada yang mengetuk ternyata itu adalah Dilan , aku kaget dan senang karena dia membawa semua temannya ke rumahku.Dilan duduk diantara aku dan kang Adi , mungkin Dilan sengaja dia memperkenalkan dirinya pada Kang Adi bahwa dia pacarku, kulihat muka kang Adi menjadi kecewa dan langsung berpamitan kepadaku . aku merasa lega , karena tidak ada lagi yang mengganggu ku .
         Hari Minggu aku bangun pagi , kira-kira pukul delapan. Bang Fariz datang kerumah dengan menggunakan mobil ayahku. Dia memang disuruh ayah untuk menjemputku karena harus datang ke rumahnya Tante Anis. Ayah , ibu, dan Airin sudah lebih dulu tiba disana, mereka berangkat dari rumah dinas ayah. Tante Anis itu adalah saudara kami, dia mempunyai anak bernama Yugo. Yugo adalah kawan kecilku sebelum dia pergi ke Belgia, ku akui Yugo memang tampan.
       Aku bilang ke Bang Fariz bahwa aku merasa belum siap untuk bilang ke ayah dan ibu bahwa aku pacaran dengan Dilan. Aku takut , mereka tidak mengizinkanku pacaran dengan Dilan karena penampilannya. Sesampainya di rumah Tante Anis aku melihat keluarga ku sedang mengobrol diteras rumah. Aku hanya berharap bahwa aku telah menghargai apa-apa yang dikatakan oleh tante Anis.dia seperti mau menjodohkanku dengan Yugo anaknya, seharusnya aku berkata bahwa aku sudah mempunyai pacar . kami sampai dirumah pada pukul tujuh malam , si bibi bilang bahwa Piyan tadi nelpon . langsung ku telpon balik Piyan , tetapi tidak diangkat olehnya.
          Tak lama dari itu Piyan datang kemudian memberi tahu , bahwa Dilan sedang berkumpul bersama temannya di Trina untuk melakukan balas dendam karena ia sudah tahu siapa yang menggeroyoknya. Perasaan aku langsung ingin bertemu Dilan, tapi aku bingung karena hari sudah malam. Kebetulan disana ada Yugo, aku berpura-pura mengajak dia jalan dan bilang ke Ibu. Di depan Trina aku melihat Dilan sedang berkumpul, langsung kutanya dia tetapi dia tidak jujur padaku. aku kesal sekali, dia seperti tidak mau mendengar omonganku agar tidak berantem lagi.
        Esoknya , Piyan nelpon bahwa Dilan ditangkap oleh polisi bersama tiga orang lainnya. Aku langsung nelpon Bunda nya Dilan , aku memang sangat dekat dengan Bunda. Bunda berusaha membuat aku agar aku tidak usah panik, karena polisi tahu Dilan itu anak Letnan Ical. Saat harus kesekolah aku diantar ibu menggunakan mobil ayah, aku bertemu Bunda. Rasanya senang sekali, saat jam pulang aku ingin tetap bersama bunda. Tiba-tiba seorang ibu-ibu datang menghampiriku ternyata itu adalah ibunya Anhar. Dia meminta ku untuk menjelaskan ke wali kelas bahwa Anhar tidak bersalah , semua itu di tentang keras oleh Bunda.
        Pulang dari sekolah Bunda mengajakku untuk ke rumahnya , disana aku bertemu dengan ayah Dilan seorang Letnan, ya mungkin karena itu aku merasa takut padanya. Pagi hari , setelah sarapan ibu masuk membawa makanan untuk Dilan . karena hari ini aku akan menbesuk Dilan di kantor polisi. Tak lama aku langsung ke kantor polisi , dan bertemu dengan Dilan. Malamnya tante Anis datang untuk meminta maaf karena saat nonton, Yugo melakukan  hal yang tidak diinginkan. Dengan terpaksa, aku pun memafkan mereka. Aku mendengar, ada yang mengetuk pintu ternyata itu adalah Dilan , dia sudah bebas dan memperkenalkan dirinya pada semua orang di ruang itu.Mungkin Yugo kaget karena aku sudah punya pacar, ku ajak Dilan duduk di bawah pohon jambu. Dan tak lama kulihat Tante Anis keluar dari rumah dan berpamitan.
       Kamis, tanggal 3 Januari 19991 setelah tahun baruan , sekolah masuk kembali tetapi belum ada kegiatan belajar. Wati masuk dan bilang bahwa Dilan ada di ruang guru, aku kaget karena Dilan sudah dipecat dan dia ada disekolah . kulihat Dilan diruang guru, ternyata Dilan sedang berpamitan kepada guru-guru. Paginya aku dijemput oleh Dilan , dan saat disekolah aku mendengar bahwa Akew meninggal, pikiranku lanngsung tertuju ke Dilan aku takut dia juga telibat dalam kasus itu.  Esoknya , aku mendengar dari Piyan bahwa Dilan ditangkap polisi semalam karena ia menyerang kelompok yang sudah membuat Akew meninggal.
      Langsung kutemui Dilan di rumah Burhan, ketika ia keluar kutampar dia dan ku katakan bahwa aku ingin berpisah dengannya, Dilan langsung menghadang langkahku lalu memaksaku untuk ia antarku pulang.. sebenarnya aku tidak ingin berpisah dengan Dilan, tapi dia tidak menghargai aku .aku berpikir kita akan kembali lagi , tenyata tidak. Piyan bilang , Dilan malu karena sudah merepotkanku , Dilan malu karena tidak membuatku senang lagi. Aku juga tahu dari Piyan, bahwa Dilan sudah mempunyai pacar baru lagi.
    Waktu telah berlalu , setelah lulus aku pindah ke Jakarta dan melanjutkan sekolah disana. Saat itu aku dekat dengan Mas Herdi. Dia kakak seniorku dikampus. Awalnya kita sahabatan kemudian saling peduli dan menjalin hubungan. 7 Juni 1997 aku janji ke Mas Herdi untuk menjemput dia karena harus pergi ke acara ulang tahun. Saat aku dikantor Mas Herdi , kulihat seseorang yang begitu aku kenal yaitu Dilan . dia habis mengerjakan pekerjannya di kantor mas Herdi, aku senang sekali karena lama tidak bertemu dengannya . kusapa dia , dan tak lama Mas Herdi datang . aku langsung pergi meninggalkan Dilan.
      Tanggal 13 Mei 1998 , terjadi kerusuhan di Jakarta yang menimmbulkan banyak korban . aku disuruh ayah untuk pulang ke Bandung. Lalu , kudengar ayah Dilan meninggal . aku bergegas pergi melihat keluarga Dilan di pemakaman. Kulihat mereka sedang menangis , aku juga melihat Dilan dengan serorang gadis disampingnya. Aku sebenarnya cemburu , tapi aku sadar dia sudah bukan milikku. Aku dan keluargaku memutuskan untuk pindah ke Jakarta , aku harus meninggalkan Bandung yang penuh kenangan bersama Dilan . selamat tinggal Bunda , Dilan.
Sekarang aku menikah dengan Mas Herdi , aku sudah bersama suamiku , bersama situasi yang aku milikki sekarang. Masa laluku bersama Dilan adalah yang terindah . bagiku , ketika aku kehilangan seseorang yang sudah begitu dekat denganku , aku harus menghormati itu. Hidup begitu misterius , kita tidak akan pernah benar-benar mengerti mengapa kenyataan harus berakhir seperti itu. Aku harus bisa menerima kenyataanm kemudian mengambil pelajaran dari banyak hal yang sudah aku alami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar